Bank Indonesia Perwakilan Aceh bersama BERKA STRATEGIKA memaparkan hasil kajian strategis dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Aceh di Pendopo Gubernur, Selasa (8/3/2022). Kajian tersebut menyoroti neraca pangan dan tata niaga komoditas utama penyumbang inflasi di Provinsi Aceh. Sebagai mitra kajian, BERKA STRATEGIKA berkontribusi dalam penyusunan analisis berbasis data untuk mendukung kebijakan pangan daerah yang lebih efektif.
Melalui riset mendalam terhadap 11 komoditas strategis, kajian ini bertujuan memetakan ketersediaan, rantai pasok, tujuan pemasaran, hingga competitive advantage supplier komoditas penyumbang inflasi di Provinsi Aceh. Dari hasil ini, dirumuskan skema optimalisasi kerja sama antardaerah (KAD) dan kebijakan pasokan untuk pengendalian inflasi pangan.
Dalam pemaparan diseminasi kajian, peneliti senior BERKA STRATEGIKA, Mohammad Arif Yunus, menggarisbawahi pentingnya pembenahan distribusi dan kelembagaan pangan. Temuan kajian ini mencatat kondisi surplus pada beberapa komoditas di beberapa kabupaten/kota. Pemasaran komoditas mencakup kebutuhan lokal, regional dalam provinsi, hingga luar provinsi seperti Sumatera Utara dan Jakarta. Selain itu, Ia mengungkapkan bahwa dari 11 komoditas yang dikaji, terdapat 3 komoditas utama yang mengalami defisit di Aceh—yakni bawang merah, ayam ras pedaging, dan telur ayam ras.
“Permasalahan utama bukan semata pada ketersediaan, tetapi minimnya minat budidaya lokal sehingga tidak dapat bersaing dengan wilayah lain. Ini menunjukkan perlunya intervensi berbasis kelembagaan dan pembiayaan produktif,” ujar Yunus.
Bawang merah menjadi contoh nyata dari tantangan ketersediaan dan distribusi pangan di Aceh. Rendahnya produksi bawang merah lokal di Aceh menyebabkan ketergantungan pasokan dari Pulau Jawa melalui jalur distribusi Medan. Hal ini dipicu oleh minimnya kapasitas petani, keterbatasan modal, serta kondisi geografis yang kurang ideal untuk budidaya bawang merah secara optimal.
Kegiatan ini sekaligus menegaskan posisi BERKA STRATEGIKA sebagai mitra strategis pemerintah daerah dan Bank Indonesia dalam mengembangkan kebijakan pangan berbasis data, yang mendukung ketahanan pangan dan stabilitas harga di tingkat daerah.
Share: